Menjelang Ramadan, hal yang paling saya tunggu-tunggu adalah kapan mengawalinya. Kenapa begitu? Ya, karena sudah menjadi hal umum kalau di republik ini acapkali terjadi perbedaan awal dan akhir Ramadan karena perbedaan metode dalam penentuannya yakni Metode Hisab (Muhammadiyah) dan Metode Rukyat(Nahdatul Ulama).
Ramadan 2022 Berbedakah?
Seperti tahun 2022 ini, potensi awal Ramadan kemungkinan berbeda antara pengamal metode hisab dan rukyat. Jauh-jauh hari pengamal hisab menyatakan awal Ramadan jatuh pada Sabtu (2/4/2022) dan Idul Fitri 1443 H jatuh pada Senin (2/5/2022). Sedangkan pengamal rukyat mengandalkan penampakan hilal (penampakan bulan) yang kemungkinan akan menetapkan awal Ramadan 2022 pada Minggu (3/4/2022) dan Idul Fitri 1443 H berlangsung pada Selasa (3/5/2022).
Sebagai orang awam kita memang mesti menyikapi dengan bijak perbedaan ini agar tidak merambat pada perbedaan-perbedaan lain yang menganggu ibadah puasa. Inti dari sikap tersebut adalah bagaimana kita bisa saling hormat menghormati perbedaan pendapat yang suatu menjadi keniscayaan di masyarakat.
Yup, perbedaan pendapat adalah rohmah, blessing. Kita bisa memilah, memilih, dan mengutamakan wisdom (kebijaksanaan). Dalam hidup kita memang kudu berpegangan pada Hukum fikih yang selalu hitam putih. Namun hukum fikih akan tak bermakna tanpa akhlaq (moral).
Ramadan 2022, Saya Ikut yang Mana?
Awal Ramadan mana yang saya ikuti? Kalau saya mengikuti yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) saja. Kalau pemerintah Sabtu saya ikut Sabtu, tetapi kalau pemerintah memlalui kementerian agama menetapkan Minggu, ya tentu saja saya ikut Minggu. Dan saya pun akan tetap menghormati mereka yang berbeda dengan saya dalam mengawali puasa. Buka pakai menu makanan apa hari pertama?
Wallahu a’lam bishawab.